Rabu, 26 Desember 2012

Sewindu Tsunami Aceh

Hari ini adalah tahun ke-8 pasca tsunami Aceh. Begitu banyak hikmah dan pelajaran yang didapat dari musibah itu..

Delapan tahun yang lalu, saya tinggal di Keutapang Komplek PT meusra Agung, Jalan Jeruk No.396. Rumah kontrakan yang sederhana. 26 desember 2004, saya berencana pergi ke pantai. Emang sih setiap minggu selalu ke pantai, tapi ya tanpa minta ijin ke orang tua dulu. Gak tau kenapa hari itu saya minta ijin ke kedua orang tuaku untuk pergi ke pantai. Pantai yang setiap minggu saya kunjungi itu namanya pantai uleelheue, pantainya indah apalagi ombaknya ituuuuu.. menggoda banget. Karena minta ijin ke orang tua dulu, ehhh.. mereka gak ngijinin tuk pergi ke pantai. Karena gak diijinin pergi ke pantai, saya cuma minta uang 2rb untuk pergi ke rental PS, karena kalo ke rental PS pasti diijinin hehee... Dulu itu lagi panas-panasnya main game GTA, sampe hafal banyak kode-kodenya heheee... Jam 7.00am aku langsung kerental, dan di rental cuma sendirian. Ok! Bebas :)

Baru 20menit main, tiba-tiba gempa datang. Dan listrik langsung padam. Saya lari keluar rental. Awalnya gempanya masih kecil, tapi lama-lama bikin mobil yang diparkir didepan rumah-rumah yang ada di Komplek itu nyaris terbalik dan rata-rata kaca jendela rumah pada pecah. Bisa dibayangin gak gimana dahsyatnya? rasanya, gempanya gak kenceng kenceng banget. Gempa yang dirasain itu gempa yang lama dan hentakannya itu jauh. Bayangin aja, waktu gempa kita gak bisa berdiri. Begitu dahsyat hentakan yang diberikan-Nya.

Habis gempa selesai, saya langsung pulang kerumah. Semua orang berada diluar rumah, termasuk orang tuaku. saya bersyukur mereka baik-baik saja. Di rumah udah kayak kapal pecah berantakan dengan barang-barang yang gak tersusun rapi akibat gempa tadi trus keliatan banget retakan-retakannya, sereeem..
Saat itu jam 7.45am. Orang-orang semuanya sibuk dengan harta bendanya. Sibuk nelfon ke sanak saudaranya. Padahal sinyal udah mati. Listrik padam. Lengkaplah..

15menit kemudian, kami semua mendengar suara dentuman yang sangat besar. Yang ada dipikiranku, "kok ada ya tentara yang masih latihan main bom. Padahalkan lagi musibah gini". Waktu itu emang belum tau apa-apa tentang musibah-musibah kayak gini. Maklum waktu itu baru masuk SMP.
Waktu itu orang-orang di komplek gak tau apa yang akan terjadi setelah gempa dahsyat itu datang. Kami hanya bisa melihat kenapa orang-orang dari arah kota memasuki komplek dengan tidak memakai baju, tidak memakai celana, ada yang berdarah-darah, luka sobek, badan penuh lumpur, pokoknya gak tega kalo diliat langsung. Ini sebenarnya ada apasih? kita bingung, gak tau harus ngapain. Berbondong-bondong orang-orang berlarian kedataran yang lebih tinggi. "air laut naik, air laut naik"..

Cuma itu yang keluar dari mulut mereka.. Semuanya ketakutan, ada yang bersyahadat, ada yang adzan, ada yang nangis, ada yang berdzikir, ada yang kebingungan, ada yang teriak ini kiamaaaaaaatt. kami gak tau harus ngapain, karena kami masih bingung apa yang akan terjadi. saya cuma mencari jerigen minyak untuk dijadikan pelampung kalo nanti air bahnya sampai ke komplek.

 Padahal gak akan mempan kalo udah dibawa arus air bah cuma pake jerigen. Itulah masih gak ngerti apa-apa dulu. kami cuma diam melihat orang-orang yang berlarian dengan badan yang terluka-lukalah, yang tidak pakai bajulah, yang kecapean karena larilah.. Gak ada sedikitpun dipikiran ini untuk berbuat apapun..



 

Waktu menunjukkan jam 11.45am, kami sedikit lebih tenang karena air bahnya tidak sampai ke komplek. Waktu itu gempa-gempa susulan selalu datang. Kadang skalanya kecil, kadang skalanya besar. Setiap rumah semuanya diisi oleh para pengungsi yang rumahnya sudah tidak ada lagi. Belum lagi keluarga mereka ada yang hilang, ada yang sudah berpisah saat digulung air entah kemana. Dirumahku ada sekitar 30 orang yang mengungsi, mereka banyak yang luka terkena seng, kayu, besi dan lainnya yang ada di air bah itu karena mereka banyak yang sempat tergulung sama derasnya air bah. Dihari itu semuanya berdzikir meminta keselamatan dari Allah SWT..

Malam harinya, kota Banda Aceh menjadi kota mati. Kami semuanya tidur di tengah jalan, SEMUANYA tanpa terkecuali karena gempa susulan begitu banyak. Beberapa bantuan langsung datang. Ada bantuan makanan, selimut, dan lainnya. Seminggu kemudian, kami pengen banget liat keadaan kota bagaimana. Tanpa basa basi kami langsung ke kota dengan sepedaku. "YA ALLAH... kenapa mereka seperti itu???" kami melihat mayat-mayat dijalanan masih banyak. Anehnya kenapa posisi mayat itu sama semua?? Belum lagi aromanya. YA ALLAH.. Berikanlah mereka tempat yang indah disisiMu. Berikanlah mereka pahala syahid, Amiin..... Saat itu kami semakin takut, dan langsung pulang. Padahal belum terlalu jauh dari rumah. Listrik hidup, semuanya nonton berita. Dan beritanya itu semuanya tentang air bah di Aceh. Dan saat itulah saya tau nama bencana itu adalah tsunami. saya bisa melihat raut wajah kesedihan mereka yang sedang nonton beritanya. Ada yang kehilangan anaknya, kedua orang tuanya, saudara-saudaranya. Sungguh suatu teguran kuat dari Allah SWT. Dari bencana inilah saya dapat pengalaman yang sangat luar biasa.

Dengan adanya bencana ini, ada banyak hikmah yang didapat. Mungkin dengan cara inilah Allah memberikan tegurannya, agar kita bisa lebih menjadi orang-orang yang taat padaNya..


Semoga kalian semua tenang di alam sana wahai kakakku, teman-temanku, dan saudara-saudaraku. Semoga ALLAH SWT memberikan pahala syahid untuk kalian semua. Amiin..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar